Kejadian abortus yang terjadi dapat menimbulkan komplikasi dan dapat menyebabkan kematian. Komplikasi abortus yang dapat menyebabkan kematian ibu antara lain karena perdarahan dan infeksi. Perdarahan yang terjadi selama abortus dapat mengakibatkan pasien menderita anemia dan dapat meningkatkan risiko kematian ibu. Salah satu jenis abortus spontan yang menyebabkan terjadinya perdarahan yang banyak adalah abortus inkomplit. Jumlah paritas yang tinggi juga memengaruhi kejadian abortus inkomplit. Risiko terjadinya abortus meningkat seiring dengan bertambahnya paritas ibu.

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan paritas ibu dengan kejadian abortus inkomplit di RSKDIA Pertiwi Makassar tahun 2017. Jenis penelitian Analitik, dengan pendekatan Cross Sectional. Populasi penelitian adalah pasien abortus inkomplit selama tahun 2017 dengan jumlah 93 responden. Sampel penelitian sebanyak 48 responden, dengan teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling.

Dari hasil pengolahan data dengan menggunakan uji statistik chi-square diperoleh nilai p value sebesar lebih kecil dari α (p = 0,05), hal ini dapat disimpulkan bahwa penelitian ini menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara paritas ibu dengan kejadian abortus inkomplit.

Kesimpulan yang dapat diambil yaitu ibu yang memiliki paritas ↑ (tinggi) dapat ditangani dengan asuhan obstetri lebih baik, sedangkan risiko pada paritas tinggi dapat dihindari atau dicegah dengan berperilaku perencanaan atau persalinan yang 3 kali rutin (kunjungan antenatal) atau minimal 4 kali kunjungan selama kehamilan. Diharapkan asuhan kebidanan dapat diterapkan untuk mencegah 4T yaitu terlalu muda, terlalu tua, terlalu dekat dan terlalu banyak sehingga dapat mencegah insiden abortus.